Vella Maharani menggeliat dalam tempat tidur berserpei warna cokelat yang hangat. Matanya yang masih mengantuk dipaksanya untuk melihat jam kecil di samping tempat tidurnya.
“Benarkah itu?tentu saja Vella!” tanyanya yang dijawab sendiri setelah melihat jam beker yang menunjukkan jam tujuh kurang lima belas menit.
Sepuluh menit kemudian ia bergegas menuruni tangga rumahnya sambil merutuk dalam hati. “Mengapa dulu Ayah membangun rumah bertingkat empat? Jika dalam posisi tidak mendukung seperti ini, lama kelamaan—dan yakinlah—badanku akan lebih kurus dari Selena Gomez, penyanyi sekaligus model tersohor abad 20 ini.”
BRUKK!!!
“AHHH!!!” Vella menjerit keras, baru saja ia terjatuh dengan posisi pantat yang terlebih dahulu menyentuh permukaan tangga.
“Vella?? Are you okay?” teriak Velle Maharani dari lantai dasar.
“Yeah, don’t worry!!! Is that you? Velle??” tanyanya penasaran
“Yes, I arrived last night” sahutnya dari bawah
“Look, aku yakin kamu masih fasih berbahasa Indonesia. Aku tidak punya banyak waktu, aku pasti terlambat jika aku mengobrol dahulu denganmu. So, bye!” serentetan kata-kata yang mengalir dari Vella setelah ia sampai di lantai terbawah dari rumah bertingkat itu mau tak mau membuat Velle tersenyum.
“Oke, see you soon!” teriaknya kepada Vella yang sedang melesat mengejar waktu.
“Hhh… Hhh… Hhh…”Vella masih mengatur napasnya setelah dihitung-hitung sudah satu menit di sekolah.
“Untung saja tadi bisa lolos dari Bapak Kumis. Betapa beruntungnya diriku” ucap Vella kepada Lythi, teman sebangkunya
“Ya, kamu sangat beruntung” ucap Lythi
“Dan terus beruntung hingga…” tiba-tiba omongannya terputus ketika Miss Merlin datang kekelas sambil mengucapkan.”Tutup buku kalian, anak-anakku tercinta. Halo examination!” ucapnya dengan riang
“Detik sebelum Miss Merlin menyebutkan kata-kata terkutuk tadi” lanjut Vella dengan ekspresi muka yang kurang enak dipandang
“Yes, My Lovely Teacher, Miss Merlin” sahut seluruh penjuru kelas dengan lesu. Jika kalian diajari Miss Merlin, kemungkinan besar kalian akan disuruh menghapalkan kata-kata “Yes, My Lovely Teacher, Miss Merlin”dan kalian harus mengatakannya ketika kalian dihadapkan pada keadaan-keadaan ‘tertentu’.
“Aku baru saja mau mengatakan itu, tetapi Miss Merlin sudah datang” kata Lythi
“Bagaimana ini?? Bagaimana bentuk mukaku setelah ulangan ini?? Oh tidak apa jadinya diriku??” tanya Vella dengan panik.
“Oh, come on. You’ll be fine” support Lythi
“Berharap saja”
Alhasil, ulangan Vella hanya mendapatkan nilai 95. Well, bagi kalian itu lumayan, tetapi itu nilai yang cukup rendah di kelas. Lebih dari separuh murid-murid kelas 8c—kelas Vella dan Lythi—mendapat 100. Maklum, sekolah unggulan plus elit. Sekolah calon pengusaha besar
***
0 komentar:
Posting Komentar